Dakwah.web.id ~ Hidup itu satu paket. Istilahnya, kita memiliki bayi yang manis dan cantik, tetapi juga gemar kencing dan berak. Ia cantik dan manis, tetapi juga bau dan jorok. Ia satu paket, dan kita tidak punya pilihan lain, selain menerimanya sebagai satu paket.
Anda ingin menjadi cerdas? Orang cerdas kerap menjadi sangat kritis dan analitis. Dua sikap ini membuat orang kerap jatuh ke dalam penderitaan batin, dan konflik dengan orang lain. Jadi, cerdas pun tidak bisa dilepas dari penderitaan batin semacam itu. Satu paket.
Anda ingin sukses? Orang sukses kerap harus bekerja lebih keras. Nantinya, ia juga seringkali menjadi begitu melekat dengan kesuksesannya, dan amat kecewa, ketika ia gagal. Kesuksesan dan ketegangan batin semacam ini juga satu paket.
Anda ingin punya pacar cantik, atau ganteng? Punya pacar ganteng atau cantik memang menyenangkan. Namun, ada resiko besar disini, karena anda pasti banyak saingan berat di luar sana yang juga menyukai pacar anda. Punya pacar ganteng dan cantik pun juga diikuti dengan ketegangan serta penderitaan tertentu. Satu paket.
Anda ingin menikah dan berkeluarga? Ini memang terdengar indah. Namun, hidup berkeluarga kerap dipenuhi tuntutan-tuntutan. Ia juga penuh dengan penderitaan.
Anda ingin tidak menikah? Tidak menikah memang enak, karena anda tidak punya banyak tanggung jawab. Namun, kesepian kerap begitu membuat dada sesak, apalagi ketika dibandingkan dengan hidup teman-teman anda yang menikah. Jadi menderita juga bukan?
Jadi, anda ingin hidup nikmat? Jika ya, maka bersiaplah untuk menanggung penderitaan. Nikmat dan derita itu selalu satu paket dalam hidup. Tidak ada pilihan lain. Sengsara membawa nikmat, dan nikmat membawa sengsara. Begitulah hidup ini, it is the way it is.
Melampaui Paket
Namun, sejatinya, sengsara atau nikmat itu ciptaan pikiran kita. Tidak ada sengsara mutlak, dan tidak ada nikmat mutlak. Semua itu hanya label-label yang kita tempel. Label-label itu semu.
Kalau kita sepenuhya sadar akan hal ini, hidup kita akan jernih dan damai. Tidak ada sengsara. Tidak ada nikmat. Semuanya dilakukan, dan kita jalan terus dalam hidup.
Semua adalah “apa adanya”. Tidak baik, dan tidak buruk. Tidak benar dan tidak salah. Bukan penderitaan dan bukan juga kenikmatan. Lakukan apa yang perlu dilakukan disini serta saat ini, dan sisanya, jalan terus!!!! Jalan terus dalam kehidupan ini, tanpa menoleh ke belakang,…atau ke samping. Ini adalah kebijaksanaan tertinggi dalam hidup.
Setuju?
***
(Enha/ rm)
Komentar
Posting Komentar