Mengapa Shalat Tarawih 20 Rakaat?

Mengapa Shalat Tarawih 20 Rakaat?

Dakwah.web.id ~ Kasyf At Tabarih, Abu Al Fadl ibn Abdu Asy Syakur , Sinori – Tuban

Sebelum membahas lebih lanjut tentang shalat tarawih yang 20 rakaat, berikut ini kami sebutkan hadits-hadits yang menunjukkan berbagai jumlah dari rokaat sholat Tarawih ;

Hadits yang menerangkan sholat Tarawih 20 rokaat

ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻓِﻲْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺑِﻌِﺸْﺮِﻳْﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ﻭَﺍﻟﻮِﺗْﺮِ
Artinya:
Nabi saw melaksanakan sholat di bulan Ramadhan sebanyak 20 rokaat dan sholat Witir. (HR. Ibn Abi Syaibah dan Al Baihaqi dari Ibn ‘Abbas)

Hadits ini dianggap dloif oleh imam Baihaqi dan Abdil Barr, karena dalam hadits tersebut terdapat Ibrahim bin Utsman – Abu Syaibah – yang oleh ulama ahli hadits dinilai sebagai orang yang kurang bisa dipercaya. Disamping itu hadits ini juga bertentangan dengan hadits lain, oleh karenanya tidak bisa dijadikan hujjah.

Hadits yang menerangkan sholat Tarawih 8 rokaat

ﺻَﻠَّﻰ ﺑِﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺛَﻤَﺎﻥِ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﺛُﻢَّ ﺃَﻭْﺗَﺮَ ، ﻓﻠﻤَّﺎ ﻛﺎﻧَﺖْ ﺍﻟﻘَﺎﺑِﻠﺔُ ﺍﺟْﺘَﻤَﻌْﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﺍﻟﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻭَﺭَﺟَﻮْﻧَﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺨْﺮُﺝَ ﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺻْﺒَﺤْﻨَﺎ
Artinya:
Rasulullah saw sholat bersama kami di bulan Ramadhan sebanyak 8 rokaat, kemudian melakukan sholat Witir. Lalu pada malam berikutnya kami berkumpul di masjid dan mengharapkan Beliau untuk keluar, akan tetapi beliau tidak keluar sampai shubuh. (HR. Ibn Hibban dari Jabir)

Hadits ini kurang kuat untuk dijadikan hujjah perihal jumlah rokaatnya sholat Tarawih, karena ada dua kemungkinan ;
*Kemungkinan Jabir termasuk golongan yang hanya hadir pada malam itu saja, sehingga ia tidak mengetahui kejadian malam sebelumnya sebagaimana keterangan imam Az Zarqani dalam kitabnya “ Syarh Al Muwaththa’ ”.
*Kemungkinan Jabir datang ke masjid hanya mengikuti delapan rokaat kemudian memberi kabar tentang apa yang dilihatnya, dan ia tidak menafikan jumlah rokaat Tarawih yang melebihi 8 rokaat.

Hadits yang menerangkan sholat Tarawih 11 rokaat

ﻭﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ : ﺃَﻥَّ ﺃَﺑَﺎ ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﺑْﻦَ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺳَﺄَﻝَ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ : ﻛَﻴْﻒَ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺻَﻼَﺓُ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ،؟ ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﻏَﻴْﺮِﻩِ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﻋَﺸْﺮَﺓَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ، ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺃَﺭْﺑَﻌًﺎ ، ﻓَﻼَ ﺗَﺴَﻞْ ﻋَﻦْ ﺣُﺴْﻨِﻬِﻦَّ ﻭَﻃُﻮﻟِﻬِﻦَّ ، ﺛُﻢَّ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺃَﺭْﺑَﻌًﺎ ، ﻓَﻼَ ﺗَﺴَﻞْ ﻋَﻦْ ﺣُﺴْﻨِﻬِﻦَّ ﻭَﻃُﻮﻟِﻬِﻦَّ ﺛُﻢَّ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺛَﻼَﺛًﺎ . ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗَﻨَﺎﻡُ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗُﻮﺗِﺮَ .؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔُ ﺇِﻥَّ ﻋَﻴْﻨَﻲَّ ﺗَﻨَﺎﻣَﺎﻥِ ﻭَﻻَ ﻳَﻨَﺎﻡُ ﻗَﻠْﺒِﻲْ .
Artinya:
Bahwasanya Abu Salamah pernah bertanya kepada ‘Aisyah tentang sholatnya Rasulullah saw di dalam bulan Ramadhan. ‘Aisyah menjawab ; Rasulullah tidak pernah sholat melebihi sebelas rokaat baik pada bulan Ramadhan atau yang lainnya, pertama sholat 4 rokaat, kamu jangan bertanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian 4 rokaat lagi, kamu jangan tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian 3 rokaat, selanjutnya aku bertanya ; Ya Rasulullah, apakah anda tidur sebelum Witir?, beliau menjawab ; Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur tapi hatiku tidak. (HR. Bukhari dari ‘Aisyah)

Hadits ini juga tidak kuat untuk dijadikan hujjah perihal bilangan rokaat sholat Tarawih, karena hadits ini mengarah pada sholat Witir yang mana telah kita maklumi jumlah rokaat sholat Witir paling banyak adalah 11 rokaat, dengan pertimbangan ;
*Pertanyaan ‘Aisyah yang berbunyi “Apakah anda tidur sebelum Witir”, sehingga andaikan hadits tersebut diarahkan pada sholat Tarawih tentunya beliau tidak akan bertanya demikian, karena sholat Tarawih dilakukan setelah sholat Isya’ sebelum tidur.
*Di dalam hadits terdapat redaksi ;
ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﻏَﻴْﺮِﻩِ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﻋَﺸْﺮَﺓَ ﺭَﻛْﻌَﺔً
Yang menerangkan Nabi tidak melakukan sholat yang melebihi 11 rokaat, baik pada bulan Ramadhan atau yang lainnya. Padahal Tarawih hanya ada pada bulan Ramadhan.

Kesimpulannya adalah hadits-hadits di atas yang menunjukkan jumlah rokaat sholat Tarawih kurang kuat untuk dijadikan hujjah, karena di dalamnya terdapat multi tafsir dan kemungkinan-kem
ungkinan diarahkan kesana dan kesini. Sehingga hujjah yang kuat untuk dijadikan landasan jumlah rokaat sholat Tarawih dalam hal ini adalah ijma’nya kaum muslim di masa kekhalifahan sayyidina ‘Umar yang mana Tarawih dilaksanakan dengan 20 rokaat, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh imam Baihaqi dari Sa’ib bin Yazid ;

ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﻘُﻮْﻣُﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓﻲِ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺑِﻌِﺸْﺮِﻳْﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً
Artinya:
Semua orang Islam melaksanakan (sholat Tarawih) di masa ‘Umar ibn Khaththab radliyallahu ‘anh di bulan Ramadhan sebanyak 20 rokaat.

Juga hadits yang diriwayatkan oleh imam Malik dalam kitab “Al Muwaththa’ ” dari Yazid ibn Ruman;

ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻳَﻘُﻮْﻣُﻮْﻥَ ﻓﻲِ ﺯَﻣَﺎﻥِ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺑِﺜَﻼَﺙٍ ﻭَﻋِﺸْﺮِﻳْﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ، ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﺻَﻠَّﻮْﺍ ﺍﻟﺘَّﺮَﺍﻭِﻳْﺢَ ﻋِﺸْﺮِﻳْﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ، ﺛُﻢَّ ﺃَﻭْﺗَﺮُﻭْﺍ ﺑِﺜَﻼَﺙٍ
Artinya:
Semua orang Islam di zaman ‘Umar radliyallahu ‘anh melakukan sholat sebanyak 23 rokaat (maksudnya mereka melakukan Tarawih sebanyak 20 rokaat, kemudian Witir sebanyak 3 rokaat).

Serta hadits yang diriwayatkan oleh imam Baihaqi dengan sanad shahih ;

ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﻘُﻮْﻣُﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِ ﻋُﻤَﺮَ ﻋِﺸْﺮِﻳْﻦَ ﺭَﻛْﻌَﺔً ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﻭَﻋَﻠِﻲٍّ ﺑِﻤِﺜْﻠِﻪِ ﻓَﺼَﺎﺭَ ﺇِﺟْﻤَﺎﻋًﺎ
Artinya:
Orang-orang Islam pada zaman ‘Umar melaksanakan (sholat Tarawih) sebanyak 20 rokaat. Begitu juga pada zamannya ‘Utsman dan ‘Ali, sehingga ini menjadi sebuah ijma’.
***
(Rm/ m.facebook.com/Aswaja-ala-Pesantren-المعهد-الإسلامي-السلفي-الفلاح-فلاصا-ماجا-كدري-372406422968561)

Komentar