Sebagai warga bumi, tentu kita memerlukan satu momentum yang spesial untuk mengungkapkan rasa cinta kita pada bumi. Dan itu telah terwujud sebagaimana hari ini. Hari dimana warga bumi sudah diberi kesempatan untuk bisa mengungkapkan rasa cintanya pada bumi. Itu pun bagi yang mau (mengucapkan). Bagi yang cuek, aias tidak mengucapkan, pun tak masalah. Toh bumi tidak butuh ucapan "selamat".
Namun lagi-lagi, momentum peringatan yang ada di kita biasanya hanya momentum belaka. Alias berfungsi untuk mengingatkan hati dan pikiran akan satu hal yang penting. Ketika momentum itu ada, mulailah beberapa orang merasa "ngeuh", meski tidak semua. Dan bagi yag ngeuh, biasanya mereka lntas membuat satu respon seperti ngucapin selamat, atau membuat tulisan sebagaimana yang saya tulis ini, atau apalah.
Itu pun yang memberi respon rasanya tidak semua serius, beberapa (atau malah kebanyakan) hanya ikut hegemoninya saja. Semisal bikin status berisi ucapan selamat biar dibilang kekinian, atau memajang DP BBM yang isinya gambar bola dunia dengan niat untuk sekedar seru-seruan. Atau bikin postingan kaya saya misalnya, yang di kehidupan nyata entah serius atau enggak. Alias ada tindakan atau tidak.
Jika hanya sekedar ngucapin selamat, tetapi dalam kehidupan nyatanya justru tidak menyelamatkan, buat apa? Itu kan penipuan, semacam pemberi harapan palsu banget. Sebab rasanya, bumi tidak butuh ucapan selamat. Beda dengan manusia, bila manusia ulang tahun, lantas dikasih ucapan selamat, pasti bikin hati terasa bahagia. Nah bumi? Emang penting ucapan selamat bagi bumi? Nonsense.
Sejatinya, memaknai peringatan hari bumi adalah dengan tindakan. Bukan dengan sekedar ucapan. Memberi ucapan "selamat" pada bumi adalah sebuah kepalsuan, tapi membuat tindakan menyelamatkan pada bumi adalah sebuah kepastian. Adanya hari bumi sebenarnya untuk tajdid ar-ruh al-fi'liyyah, atau memperbarui semangat bekerja dan bertindak. Bukan "cumungut" yang ada di mulut dan pikiran saja, melainkan di realisasikan.
Bila hari ini kita melihat alam sudah murka dan bumi sering sakit-sakitan, maka sudah saatnya kita bertindak. Bila kita tidak mampu membuat sebua tindakan dengan skala besar, maka tindakan dengan skala kecil pun akan sangat berarti. Terlebih bila ini semua dilakukan bersama. Misalnya budaya membuang sampah pada tempatnya. Hal ini adalah satu hal kecil. Tapi bila dilakukan bersama, betapa luar biasa pengaruhnya. Dimana kita telah membantu menghindarkan pencemaran lingkungan dan berbagai bencana yang diakibatkan oleh sampah.
Saya rasa pembaca sudah ngerti, intinya, mengucapkan selamat itu hanya sindiran bagi orang-orang yang lupa untuk melakukan tindakan dalam rangka menyelamatkan bumi. So, "Selamat hari bumi..." semoga kita tidak lupa bertindak.
***
(rm)
Komentar
Posting Komentar