Bertakwa dan Menjunjung Sunnah Adalah Kunci Selamat dari Ikhtilaf

Bertakwa dan Menjungjung Sunnah Adalah Kunci Selamat dari Ikhtilaf

Dakwah.web.id ~ Mari simak sabda Rasulullah SAW.

ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﺠَﻤَﺎﻋَﺔِ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﺍﻟْﻔُﺮْﻗَﺔَ
Artinya:
"Hendaknya kalian berjama'ah dan hindarilah perpecahan." (HR. Ahmad, al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Pada diri Rasulullah SAW ada uswah yang patut kita ikuti dan kita teladani. Sebab, segala sesuatu yang ada pada beliau adalah kebaikan. Dimana nasihat dan tutur katanya adalah petunjuk yang akan menerangi kita dalam menapaki jalan keselamatan. Ucapan Beliau adalah peta kebaikan dan petunjuk bagi orang-orang yang mengharapkan bimbingan. Serta mampu menjauhkan diri dari keburukan dan kecelakaan yang akibatnya sangat pedih.

Rasulullah SAW bersabda:

ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺮﺑﺎﺽ ﺑﻦ ﺳﺎﺭﻳﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻭﻋﻈﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻮﻋﻈﺔ ، ﻭﺟﻠﺖ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻭﺫﺭﻓﺖ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﻌﻴﻮﻥ ، ﻓﻘﻠﻨﺎ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻛﺄﻧﻬﺎ ﻣﻮﻋﻈﺔ ﻣﻮﺩﻉ ﻓﺄﻭﺻﻨﺎ، ﻗﺎﻝ : " ﺃﻭﺻﻴﻜﻢ ﺑﺘﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻭﺇﻥ ﺗﺄﻣﺮ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻋﺒﺪ ، ﻭﺇﻧﻪ ﻣﻦ ﻳﻌﺶ ﻣﻨﻜﻢ ﺑﻌﺪﻱ ﻓﺴﻴﺮﻯ ﺍﺧﺘﻼﻓﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ ، ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑﺴﻨﺘﻲ ﻭﺳﻨﺔ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦ ﺍﻟﻤﻬﺪﻳﻴﻦ ، ﻋﻀﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﻮﺍﺟﺬ
Artinya:
Dari al-‘Irbadh bin Sâriah RA, dia berkata : Rasulullah SAW memberi wejangan kepada kami yang membuat hati terasa menciut dan mata berlinang. Maka kami lantas berkata: "Wahai Rasul, sepertinya ini wejangan seorang yang berpamitan meninggalkan (kami selamanya)?" lantas (aku berkata) "Mohon wasiatilah kami!" Kemudian beliau bersabda : “Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan senantiasa mendengar dan menta’ati meskipun orang yang memerintah (amir/penguasa) adalah seorang budak. Sesungguhnya siapa saja yang nanti hidup setelahku maka dia akan melihat terjadinya perselisihan yang banyak; oleh karena itu, berpeganglah kalian kepada sunnahku dan sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk (al-Mahdiyyin), gigitlah ia (sunnahku tersebut) dengan gigi geraham, dan tinggalkanlah oleh kalian urusan-urusan baru (mengada-ada dalam urusan agama) karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat” (HR. Abu Daud dan at-Turmuzi, dia berkata : hadits ini hadits hasan shahih).

Sahabat fillah, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan at-Turmidzi di atas terdapat kalimat-kalimat yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW secara ringan namun memberikan pemahaman yang padat.

Ketika Rasulullah SAW memberikan mau'idhoh (wejangan) pada para sahabat, maka para sahabat merasakan seolah di kepalanya ada burung (berterbangan), hati terasa menciut, dan air mata berlinang. Ini karena mereka mengetahui wejangan yang disampaikan, yang tentu akan memberi makna terhadap dunia dan akhirat mereka. Maka dari itu mereka meminta Rasulullah SAW memberikan wasiat.

Kemudian wasiat yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada mereka adalah bertakwa. Yang mana perlu kita perhatikan, bahwa bertakwa bukan berarti memakai jubah, memakai 'amamah (ikat kepala), dan bukan pula dengan berjanggut panjang. Sebab jika takwa diartikan demikian, akan banyak kekeliruan, karena saat ini banyak orang yang bersembunyi atas nama agama hanya dari zahirnya.

Takwa adalah bagaimana kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Bertakwa berarti memantapkan ketaatan kepada Allah SWT dengan melaksanaan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Bila tidak demikian maka hal tersebut bukanlah takwa.

Lantas, setelah Baginda Nabi SAW memberi wasiat kepada setiap orang untuk bertakwa, kemudian beliau memberi wasiat untuk bagaimana caranya seseorang membangun masyarakat yang selamat sejahtera dengan cara mendengarkan dan taat (kepada pemimpin). Sebab perpecahan dan bercerai-berai adalah aib dan kelemahan yang dapat menjadikan kondisi kita lebih rapuh daripada sarang laba-laba.

Sesungguhnya tathowwu' (ketaatan) itu adalah beserta orang yang dapat membawa kita pada wasiat Nabi. Dan sesungguhnya memantapkan taat kepada Allah itu adalah sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Nabi. Maka bila demikian, kita akan mencapai pada keselamatan dan keberuntungan. Sehingga maslahat akan ada pada diri kita, dan pada masyarakat kita.

Nabi SAW memberikan peringatan untuk tidak berpecah belah dan bercerai-berai sebagaimana yang beliau sabdakan di atas:

ﻓﺈﻧَّﻪُ ﻣﻦ ﻳﻌِﺶْ ﻣﻨﻜﻢ ﻓﺴَﻴﺮﻯ ﺍﺧﺘﻼﻓﺎً ﻛﺜﻴﺮًﺍ
Artinya:
"Sesungguhnya siapa saja yang nanti hidup (setelahku) maka dia akan melihat terjadinya perselisihan yang banyak"

Dalam sabdanya yang lain, dikatakan pula bahwa umat Islam akan terbagi menjadi 73 golongan. Seluruhnya akan masuk neraka kecuali satu golongan yakni mereka yang berpegang pada apa yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat yang mengambil ajaran agama dari Rasulullah lantas mengutipnya untuk kita.

Maka ketika Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya siapa saja yang nanti hidup (setelahku) maka dia akan melihat terjadinya perselisihan yang banyak" lantas bagaimana cara kita mencari jalan keluarnya?? Kepada siapa kita mencari pertolongan?? Kepada siapa kita berpegang??

Maka Rasulullah SAW bersabda:

ﻓﻌﻠﻴﻜﻢ ﺑﺴُﻨَّﺘِﻲ ﻭﺳﻨﺔِ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀِ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦَ ﺍﻟﻤﻬﺪﻳِّﻴﻦَ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ ﻋَﻀُّﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﻮﺍﺟِﺬِ
Artinya:
"Maka, berpeganglah kalian kepada sunnahku dan sunnah al-Khulafa ar-Rasyidin setelahku yang mendapat petunjuk (al-Mahdiyyin), gigitlah ia (sunnahku tersebut) dengan gigi geraham"

Orang-orang yang selamat dan beruntung adalah mereka para jumhur muslimin (mayoritas umat islam). Karena mereka senantiasa berpegang pada apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Sebab saat ini banyak orang-orang yang bersembunyi atas nama agama. Mereka berselubung atas nama dakwah. Mereka sama sekali tidak takjub oleh Rasulullah SAW. Bahkan tak jarang mengejek dan memfitnah terhadap umat yang mencintai Rasul.

Ketika banyak kaum muslim yang ingin berziarah ke makam Nabi, mereka malah berkata, "apa manfaatnya ziarah?? ia malah mirip bangkai di kuburan Nabi".

Astagfirullah. Sungguh celaka orang-orang yang demikian. Betapa hati mereka seperti bongkahan batu keras yang di dalamnya terdapat gumpalan noda hitam. Mereka adalah orang-orang yang hari ini tidak mau memuliakan muslim bahkan hingga ke liang lahatnya. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau mencintai Rasul. Bahkan malah berniat untuk menggali dan memindahkan makan Nabi Mulia dari kuburnya, dengan alasan banyak orang muslim yang ingin berziarah dan bertabarruk ke makam Nabi SAW.

Semoga kita senantiasa berpegang pada Aqidah ahlusunnah wal jama'ah. Dan cinta kita pada Allah dan Rasul-Ny semoga menjadi bunga yang bisa kita cium wanginya di Surga abadi kelak.

Sahabat Fillah, sesungguhnya keselamatan adalah dengan berpegang pada manhaj para Sahabat al-Kiram.
ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﻳﺎ ﻭَﻟِﻲَّ ﺍﻹﺳﻼﻡِ ﻭﺃﻫﻠِﻪ ﺛَﺒِّﺘْﻨَﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥِ ﺣﺘَّﻰ ﻧﻠﻘﺎﻙ ﺑﻪ. ﻳﺎ ﺭَﺏ ﺍﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦ

***
Rm

Komentar