Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Aqidah, Terjemah Kitab Masail Abu Laits

Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Aqidah, Terjemah Kitab Masail Abu Laits

Dakwah.web.id ~ Berikut ini adalah terjemah Masail Abi Laits yang di dalamnya membahas seputar pertanyaan-pertanyaan tentang aqidah dan keimanan. Kitab ini dikarang oleh Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim al-Hanafiy as-Samarqandiy (w. 373 H).

TERJEMAH MASAIL ABI AL-LAITS [1]

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين والعاقبة للمتقين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه  (اما بعد)

[Soal] Jika kamu ditanya, “Apa itu Iman?”
Maka jawab: Aku mengimani (mempercayai dan meyakini) Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, adanya hari akhir, serta segala ketentuan-Nya yang baik maupun yang buruk.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Bagaimana kamu mengimani Allah?”
Maka jawab: Sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Hidup, Mengetahui, Berkuasa, Berkehendak, Mendengar, Melihat, Berfirman, Kekal, Menciptakan, Memberi rezeki. Ia adalah Tuhan, jug penguasa yang tiada sekutu dan tiada yang menyerupai serta membandingi.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Bagaimana kamu mengimani Malaikat?”
Maka jawab: Sesungguhnya malaikat itu bermacam-macam. Ada malaikat yang bertugas memikul ‘arasy, ada yang di sekeliling ‘arasy, ada pula malaikat Ruhaniyyun, malaikat Karubiyyun, malaikat safarotun (Jibril, Mikail, Israfil, ‘Izrail), ada pula malaikat Hafadzotun, serta malaikat Katabatun. Seluruh malaikat diciptakan sebagai hamba Allah. Yang mana mereka tidak disifati dengan jenis kelamin laki-laki mapupun perempuan. Mereka tidak memiliki syahwat dan nafsu. Mereka tidak memiliki ayah maupun ibu. Mereka tidak minum serta makan. Mereka tidak melakukan maksiat (kesalahan) atas perintah Allah pada mereka. Mereka senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Mencintai mereka adalah sebuah syarat iman, sedangkan membenci mereka adalah perbuatan kufur.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Bagaimana kamu mengimani kitab-kitab Allah?”
Maka jawab: Sesungguhnya Allah menurunkan kitab-kitab pada para nabi-Nya. Kitab-kitab Allah adalah sesuatu yang diturunkan namun bukan merupakan makhluk. Ia qadim (terdahulu) tanpa kontradiksi. Barangsiapa yang meragukan kitab Allah baik cuma satu ayat maupun satu kalimat, maka ia kufur.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Berapa kitab yang Allah turunkan kepada para Nabi-Nya?”
Maka jawab: Ada 104 (seratus empat) kitab. Diantaranya adalah sepuluh kitab yang diturunkan Allah pada Nabi Adam a.s., Lima puluh kitab kepada Nabi Syits a.s., tiga puluh kitab kepada Nabi Idris a.s., sepuluh kitab pada Nabi Ibrahim a.s., satu kitab pada Nabi Isa a.s., satu kitab kepada Nabi Musa a.s., satu kitab kepada Nabi Daud a.s., dan terakhir satu kitab kepada Nabi Muhammad al-Musthofa.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Bagaimana kamu mengimani Para nabi?”
Maka jawab: Sesungguhnya Nabi pertama adalah Nabi Adam a.s., dan Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Para Nabi seluruhnya menyampaikan khabar, memberi nasihat, jujur, dan tabligh, memerintah pada ketaatan serta melarang kemaksiatan. Para nabi merupakan kepercayaan Allah atas apa yang diwahyukan-Nya. Mereka terjaga dari kesalahan dan kesombongan. Mencintai para Nabi merupakan syarat iman, dan membencinya adalah kufur.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Berapakah jumlah Ashab asy-Syara-i’ (pembawa Sayariat)?”
Maka jawab: Ada enam. Yakni Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad -Sholawatulloh ‘alaihim ajma’in -. Seluruh syariat (yang ada) tersalin dengan adanya syariat Nabi Muhammad SAW.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Berapa jumlah para Nabi?”
Maka Jawab: Ada 124.000 (seratus dua puluh empat ribu) Nabi.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Berapa jumlah Nabi yang termasuk Rasul?”
Maka jawab: Ada 313 (tiga ratus tiga belas) Rasul.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Apakah mengetahui nama dan jumlah para Nabi dan Rasul merupakan syarat iman atau bukan?”
Maka jawab: Menurut kami itu tidak menjadi syarat iman. Sebab Allah SWT berfirman:

مِنْهُمْ مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
Artinya:
..Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.. [2]

[Soal] Jika kamu ditanya, “Bagaimana kamu beriman pada hari akhir (hari kiamat)?”
Maka jawab: Sesungguhnya Allah SWT akan membinasakan seluruh makhluk, kecuali orang yang ditempatkan di surga dan di neraka. Allah akan membangkitkan seluruhnya, mengumpulkannya, menghisab (menghitung amal), serta menghukumi amal perbuatannya secara adil. Sesuatu selain dari malaikat, jin, dan manusia, maka seluruhnya akan lenyap. Orang-orang fasiq (pembuat dosa-dosa kecil) tidak akan kekal di neraka setelah adanya hisab. Adapun orang-orang mukmin, maka mereka akan kekal di surga selamanya. Sedangkan orang-orang kair, maka mereka akan kekal di neraka selamanya. Surga, neraka, dan isinya tidak akan pernah musnah. Orang yang meragukan akan perkara-perkara tersebut maka ia kufur.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Bagaimana kamu beriman pada Qodar (ketentuan Allah) yang baik maupun yang buruk?”
Maka jawab: “Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan para makhluk. Ia telah memerintah dan melarang. Dan Ia telah menciptakan al-Lauh dan al-Qolam serta memerintahkan keduanya untuk mencatat amal perbuatan para hamba-Nya.
Maka, taat kepada Allah sudah merupakan ketentuan Allah sejak azali, serta merupakan kehendak, perintah, serta ridho dari-Nya. Pelaku maksiat pun sudah merupakan ketentuan dan kehendak Allah sejak azali, namun tidak dengan perintah dan ridho-Nya. Mereka (pelaku maksiat) akan dibalas dan disiksa. Seluruhnya merupakan janji dan ancaman Allah SWT.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Iman itu terbagi atau tidak?”
Maka jawabnya iman itu tidak terbagi. Sebab ia merupakan cahaya dalam hati, pikiran, serta ruh dari bani Adam. Karena iman adalah hidayah dari Allah SWT. Barang siapa yang mengingkari maka ia kufur.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Apa yang dimaksud dengan Iman?”
Maka jawab: Iman merupakan satu ibarat dari Tauhid.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Shalat, puasa, zakat, cinta malaikat, cinta kitab-kitab Allah, cinta para Rasul, cinta pada ketentuan Allah yang baik maupun buruknya, dan lain-lain berupa perintah maupun larangan, serta mngikuti sunnah nabi SAW, apakah hal tersebut bagian dari iman atau bukan?
Maka jawab: Bukan. Karena sesungguhnya iman adalah ibarat dari tauhid. Adapun diluar itu adalah syarat dari persyaratan iman.

[Soal] Jika kamu ditanya, Apakah iman itu sifatnya seperti thaharah (bersuci) atau bukan?
Maka jawab: Iman itu sifatnya seperti thoharah, dan kufur seperti sifat hadats yang membatalkan seluruh amal perbuatan.

[Soal] Jika kamu ditanya, “Apakah iman merupakan makhluk atau bukan?”
Maka jawab: Iman itu adalah hidayah dari Allah SWT. Tashdiq (membenarkan) dengan hati atas apa yang disampaikan oleh Nabi SAW yang berasal dari Allah SWT., serta iqrar (mengikrarkan) dengan lisan.
Hidayah adalah buatan Allah, merupakan sesuatu yang Qadim (terdahulu). Sedangkan Tashdiq dan Iqrar adalah perbuatan hamba (manusia), merupakan sesuatu yang baru. Setiap apa yang datang dari al-Qadim (Allah) maka ia Qadim. Sedangkan setiap apa yang datang dari yang baru, maka ia baru.
***

CATATAN
[1] Masail Abi Laits (artinya: pertanyaan-pertanyaan Abu Laits) merupakan satu kitab kecil yang dikarang oleh Abu Laits Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim al-Hanafiy as-Samarqandiy (w. 373 H). Kitab yang di dalamnya membahas tentang pertanyaan-pertanyaan seputar aqidah ini cukup terkenal termasuk di pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. Salah satunya karena di syarahi oleh ulama hijaz asal Jawa, Syaikh Nawawi al-Bantani dengan syarah bernama Qatru al-Ghaits fi Syarh Masail Abi al-Laits.

[2] QS. Ghafir (40): 78
***

Oleh: Rifqi Marzooqie, PP Mafazah 19/11/15

Komentar