Dakwah.web.id, KISAH ~ Suatu hari Nabi Sulaiman -'alaihi salaam- terbang bersama angin di atas samudra. Namun tiba-tiba ia melihat sebuah ombak besar yang mengerikan. Lantas Nabi Sulaiman menyuruh angin untuk berhenti sejenak. Kemudian ia memerintahkan para syetan untuk menyelam dan melihat apa yang terjadi di dalam sana. Para syetan pun menyelam satu persatu. Dan mereka menemukan sebuah kubah tak berpintu yang terbuat dari batu zamrud berwarna putih.
Mereka lantas melapor pada Nabi Sulaiman. Dan Nabi Sulaiman pun kemudian memberi perintah agar kubah tersebut diangkat keatas. Betapa terkejutnya Sang Nabi setelah melihat kubah itu. Maka beliau pun berdoa. Dan jadilah kubah tersebut retak hingga pintunya terbuka. Ternyata di dalamnya ada seorang pemuda yang sedang bersujud pada Allah
Sang Nabi bertanya, "Kamu ini malaikat ataukah jin?"
Pemuda menjawab, "Aku bukan malaikat ataupun jin. Aku adalah manusia."
Sang Nabi bertanya, "Dengan sebab apa kau mendapatkan kemuliaan sebesar ini?"
Pemuda menjawab, "Sebab berbakti kepada orang tua. Saya mempunyai eorang ibu yang sudah tua renta. Ia sudah tidak berdaya. Dan saya senantiasa menggendongnya di punggungku (kemana pun ia hendak pergi). Dan doa ibuku yaitu, 'Ya Allah, anugrahkanlah ia (anakku) keberuntungan dan setelah aku mati nanti tempatkanlah ia tidak di langit maupun di bumi'"
Suatu ketika setelah ibu meninggal, aku berjalan di pantai dan melihat sebuah kubah dari batu zamrud putih. Ketika aku menghampirinya maka pintunya terbuka sendiri. Lalu aku masuk di dalamnya lantas pintu menutup sendiri dengan kekuasaan Allah. Setelah itu aku tidak tahu ada dimana, apakah ada di bumi, di udara atau di langit. Tapi Allah senantiasa memberiku rizki di dalam kubah itu.
Sang Nabi bertanya, "Bagaimana Allah mendatangkan rizki untukmu?"
Pemuda menjawab, "Jika aku lapar, maka sebuah pohon akan tumbuh di atas batu. Lalu ia berbuah dan mengeluarkan air lebih putih dari pada air susu. Serta rasanya lebih manis dari pada manis madu. Bahkan ia lebih sejuk dari salju. Dari situlah aku makan dan minum. Ketika aku sudah kenyang dan tak haus lagi maka tumbuhan tersebut hilang dengan sendirinya.
Sang Nabi bertanya, "Bagaimana kamu membedakan siang dan malam?"
Pemuda menjawab, "Jika fajar tiba maka kubah akan memutih serta mengeluarkan cahaya. Dan ketika matahari terbenam maka kubah akan menjadi redup. Dari situlah aku mengerti kapan waktu siang dan malam."
Kemudian Sang Nabi berdoa, lalu kubah tersebut berputar-putar sehingga mirip seperti telur burung Unta. Lantas kembali ke tempat asalnya semula, yaitu di tengah-tengah samudra. Dan Allah kuasa atas setiap sesuatu.
Sumber An-Nawadir hal. 36-37
Hikayat ke-31 tentang birrul walidain.
***
***
Wallohu a'lam (sumber: piss-ktb.com)
Mereka lantas melapor pada Nabi Sulaiman. Dan Nabi Sulaiman pun kemudian memberi perintah agar kubah tersebut diangkat keatas. Betapa terkejutnya Sang Nabi setelah melihat kubah itu. Maka beliau pun berdoa. Dan jadilah kubah tersebut retak hingga pintunya terbuka. Ternyata di dalamnya ada seorang pemuda yang sedang bersujud pada Allah
Sang Nabi bertanya, "Kamu ini malaikat ataukah jin?"
Pemuda menjawab, "Aku bukan malaikat ataupun jin. Aku adalah manusia."
Sang Nabi bertanya, "Dengan sebab apa kau mendapatkan kemuliaan sebesar ini?"
Pemuda menjawab, "Sebab berbakti kepada orang tua. Saya mempunyai eorang ibu yang sudah tua renta. Ia sudah tidak berdaya. Dan saya senantiasa menggendongnya di punggungku (kemana pun ia hendak pergi). Dan doa ibuku yaitu, 'Ya Allah, anugrahkanlah ia (anakku) keberuntungan dan setelah aku mati nanti tempatkanlah ia tidak di langit maupun di bumi'"
Suatu ketika setelah ibu meninggal, aku berjalan di pantai dan melihat sebuah kubah dari batu zamrud putih. Ketika aku menghampirinya maka pintunya terbuka sendiri. Lalu aku masuk di dalamnya lantas pintu menutup sendiri dengan kekuasaan Allah. Setelah itu aku tidak tahu ada dimana, apakah ada di bumi, di udara atau di langit. Tapi Allah senantiasa memberiku rizki di dalam kubah itu.
Sang Nabi bertanya, "Bagaimana Allah mendatangkan rizki untukmu?"
Pemuda menjawab, "Jika aku lapar, maka sebuah pohon akan tumbuh di atas batu. Lalu ia berbuah dan mengeluarkan air lebih putih dari pada air susu. Serta rasanya lebih manis dari pada manis madu. Bahkan ia lebih sejuk dari salju. Dari situlah aku makan dan minum. Ketika aku sudah kenyang dan tak haus lagi maka tumbuhan tersebut hilang dengan sendirinya.
Sang Nabi bertanya, "Bagaimana kamu membedakan siang dan malam?"
Pemuda menjawab, "Jika fajar tiba maka kubah akan memutih serta mengeluarkan cahaya. Dan ketika matahari terbenam maka kubah akan menjadi redup. Dari situlah aku mengerti kapan waktu siang dan malam."
Kemudian Sang Nabi berdoa, lalu kubah tersebut berputar-putar sehingga mirip seperti telur burung Unta. Lantas kembali ke tempat asalnya semula, yaitu di tengah-tengah samudra. Dan Allah kuasa atas setiap sesuatu.
Sumber An-Nawadir hal. 36-37
Hikayat ke-31 tentang birrul walidain.
***
{{ الحكاية الحادية والثلاثون : في بر الوالدين }}
-----
كي : ﺃﻥ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ السلام ﻛﺎﻥ ﻳﻄﻴﺮ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭﺍﻷﺭﺽ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻳﺢ، ﻓﻤﺮ ﻳﻮﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺑﺤﺮ ﻋﻤﻴﻖ ، ﻓﺮﺃﻯ ﻓﻴﻪ موجاً هائلاً ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻳﺢ ، ﻓﺄﻣﺮ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﻓﺴﻜﻨﺖ ، ﺛﻢ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﺃﻥﺗﻐﻮﺹ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻟﺘﻨﻈﺮ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ، ﻓﺎﻧﻐﻤﺴﻮﺍ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﺑﻌﺪ ﻭﺍﺣﺪ ، ﻓﻮﺟﺪﻭﺍ ﻗﺒﺔ ﻣﻦ ﺓﺩّﺮﻣﺯ ﺑﻴﻀﺎﺀ ﻻ ﺑﺎﺏ ﻟﻬﺎ، ﻓﺄﺧﺒﺮﻭﻩ ﺑﻬﺎ، ﻓﺄﻣﺮ ﺑﺈﺧﺮﺍﺟﻬﺎ، ﻓﺄﺧﺮﺟﻮﻫﺎ ﻓﻮﺿﻌﻮﻫﺎ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻪ ، ﻓﺘﻌﺠﺐ منها ! ﻓﺪﻋﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﺎﻧﻔﻠﻘﺖ ﻭﻓﺘﺢ ﻟﻬﺎ ﺑﺎﺏ، ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﺎﺏ ﺳﺎﺟﺪ ﻟﻠﻪ تعالى
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ عليه السلام: أمن ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺃﻧﺖ ﺃﻡ ﻣﻦ الجن ؟
فقال : ﻻ، ﺑﻞ ﻣﻦ الإنس
ﻓﻘﺎﻝ له : ﺑﺄﻱ ﺷﻲﺀ ﻧﻠﺖ ﻫﺬﻩ الكرمة ؟
قال : ببر الوالدين ؛ ﻷﻧﻲ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻲ ﺃﻡ ﻋﺠﻮﺯ ، ﻭﻛﻨﺖ ﺃﺣﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮﻱ ، ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ دعائها لي : " ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭﺯﻗﻪ ﺍﻟﺴﻌﺎﺩﺓ ، ﻭﺍﺟﻌﻞ ﻣﻜﺎﻧﻪ ﺑﻌﺪ ﻭﻓﺎﺗﻲ ﻻ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ " ، ﻓﻠﻤﺎ ﻣﺎﺗﺖ ﻛﻨﺖ ﺃﺩﻭﺭ ﺑﺴﺎﺣﻞ ﺍﻟﺒﺤﺮ ، ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻗﺒﺔ ﻣﻦ زمردة ﺑﻴﻀﺎﺀ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺩﻧﻮﺕ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻧﻔﺘﺤﺖ ﻟﻲ ، ﻓﺪﺧﻠﺖ ﻓﻴﻬﺎ ﻓﺎﻧﻄﺒﻘﺖ ﻋﻠﻲ ﺑﻘﺪﺭﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ، ﻓﻼ ﺃﺩﺭﻱ ﺃﻧﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻬﻮﺍﺀ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ، ﻭﻳﺮﺯﻗﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ فيها
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ عليه السلام : ﻛﻴﻒ ﻳﺄﺗﻴﻚ ﺭﺯﻗﻚ فيها ؟!
قال : ﺇﺫﺍ ﺟﻌﺖ ، ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﺍﻟﺸﺠﺮ ، ﻭﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺠﺮ ﺍﻟﺜﻤﺮ ، ﻭﻳﻨﺒﻊ ﻣﻨﻪ ﻣﺎﺀ ﺃﺑﻴﺾ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﺒﻦ ﻭﺃﺣﻠﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺴﻞ ﻭﺃﺑﺮﺩ ﻣﻦ ﺍﻟﺜﻠﺞ ، ﻓﺂﻛﻞ ﻭﺃﺷﺮﺏ ، ﻓﺈﺫﺍ ﺷﺒﻌﺖ ﻭﺭﻭﻳﺖ ﺯﺍﻝ ذلك .
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ عليه السلام : ﻛﻴﻒ ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻣﻦ النهار ؟!
فقال : ﺇﺫﺍ ﻃﻠﻊ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﺍﺑﻴﻀﺖ ﺍﻟﻘﺒﺔ ﻭﺍﺳﺘﻨﺎﺭﺕ ، ﻭﺇﺫﺍ ﻏﺮﺑﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺃﻇﻠﻤﺖ ، ﻓﺄﻋﺮﻑ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ والليل . ﺛﻢ ﺩﻋﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ، ﻓﺄﻃﺒﻘﺖ ﺍﻟﻘﺒﺔ ﻭﺻﺎﺭﺕ ﻛﺒﻴﻀﺔ ﺍﻟﻨﻌﺎﻣﺔ ، ﻭﻋﺎﺩﺕ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻠﻬﺎ ﻓﻲ قاع البحر ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ قدير
-----
كي : ﺃﻥ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ السلام ﻛﺎﻥ ﻳﻄﻴﺮ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭﺍﻷﺭﺽ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻳﺢ، ﻓﻤﺮ ﻳﻮﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﺑﺤﺮ ﻋﻤﻴﻖ ، ﻓﺮﺃﻯ ﻓﻴﻪ موجاً هائلاً ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻳﺢ ، ﻓﺄﻣﺮ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﻓﺴﻜﻨﺖ ، ﺛﻢ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﺃﻥﺗﻐﻮﺹ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻟﺘﻨﻈﺮ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ، ﻓﺎﻧﻐﻤﺴﻮﺍ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﺑﻌﺪ ﻭﺍﺣﺪ ، ﻓﻮﺟﺪﻭﺍ ﻗﺒﺔ ﻣﻦ ﺓﺩّﺮﻣﺯ ﺑﻴﻀﺎﺀ ﻻ ﺑﺎﺏ ﻟﻬﺎ، ﻓﺄﺧﺒﺮﻭﻩ ﺑﻬﺎ، ﻓﺄﻣﺮ ﺑﺈﺧﺮﺍﺟﻬﺎ، ﻓﺄﺧﺮﺟﻮﻫﺎ ﻓﻮﺿﻌﻮﻫﺎ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻪ ، ﻓﺘﻌﺠﺐ منها ! ﻓﺪﻋﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﺎﻧﻔﻠﻘﺖ ﻭﻓﺘﺢ ﻟﻬﺎ ﺑﺎﺏ، ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﺎﺏ ﺳﺎﺟﺪ ﻟﻠﻪ تعالى
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ عليه السلام: أمن ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺃﻧﺖ ﺃﻡ ﻣﻦ الجن ؟
فقال : ﻻ، ﺑﻞ ﻣﻦ الإنس
ﻓﻘﺎﻝ له : ﺑﺄﻱ ﺷﻲﺀ ﻧﻠﺖ ﻫﺬﻩ الكرمة ؟
قال : ببر الوالدين ؛ ﻷﻧﻲ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻲ ﺃﻡ ﻋﺠﻮﺯ ، ﻭﻛﻨﺖ ﺃﺣﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮﻱ ، ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ دعائها لي : " ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭﺯﻗﻪ ﺍﻟﺴﻌﺎﺩﺓ ، ﻭﺍﺟﻌﻞ ﻣﻜﺎﻧﻪ ﺑﻌﺪ ﻭﻓﺎﺗﻲ ﻻ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﻻ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ " ، ﻓﻠﻤﺎ ﻣﺎﺗﺖ ﻛﻨﺖ ﺃﺩﻭﺭ ﺑﺴﺎﺣﻞ ﺍﻟﺒﺤﺮ ، ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻗﺒﺔ ﻣﻦ زمردة ﺑﻴﻀﺎﺀ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺩﻧﻮﺕ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻧﻔﺘﺤﺖ ﻟﻲ ، ﻓﺪﺧﻠﺖ ﻓﻴﻬﺎ ﻓﺎﻧﻄﺒﻘﺖ ﻋﻠﻲ ﺑﻘﺪﺭﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ، ﻓﻼ ﺃﺩﺭﻱ ﺃﻧﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﻬﻮﺍﺀ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ، ﻭﻳﺮﺯﻗﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ فيها
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ عليه السلام : ﻛﻴﻒ ﻳﺄﺗﻴﻚ ﺭﺯﻗﻚ فيها ؟!
قال : ﺇﺫﺍ ﺟﻌﺖ ، ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﺍﻟﺸﺠﺮ ، ﻭﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺠﺮ ﺍﻟﺜﻤﺮ ، ﻭﻳﻨﺒﻊ ﻣﻨﻪ ﻣﺎﺀ ﺃﺑﻴﺾ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﺒﻦ ﻭﺃﺣﻠﻰ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺴﻞ ﻭﺃﺑﺮﺩ ﻣﻦ ﺍﻟﺜﻠﺞ ، ﻓﺂﻛﻞ ﻭﺃﺷﺮﺏ ، ﻓﺈﺫﺍ ﺷﺒﻌﺖ ﻭﺭﻭﻳﺖ ﺯﺍﻝ ذلك .
ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ عليه السلام : ﻛﻴﻒ ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻣﻦ النهار ؟!
فقال : ﺇﺫﺍ ﻃﻠﻊ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﺍﺑﻴﻀﺖ ﺍﻟﻘﺒﺔ ﻭﺍﺳﺘﻨﺎﺭﺕ ، ﻭﺇﺫﺍ ﻏﺮﺑﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺃﻇﻠﻤﺖ ، ﻓﺄﻋﺮﻑ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ والليل . ﺛﻢ ﺩﻋﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ، ﻓﺄﻃﺒﻘﺖ ﺍﻟﻘﺒﺔ ﻭﺻﺎﺭﺕ ﻛﺒﻴﻀﺔ ﺍﻟﻨﻌﺎﻣﺔ ، ﻭﻋﺎﺩﺕ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻠﻬﺎ ﻓﻲ قاع البحر ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ قدير
***
Wallohu a'lam (sumber: piss-ktb.com)
Komentar
Posting Komentar