KH. Fuad Affandi (kanan) bersama Ki Agus Zaenal Mubarok (kiri) sedang bercakap serius tentang masa depan Nahdlatul Ulama. |
Beberapa nasehat Mang Haji adalah:
1) "Jadi santri, jadi kiai itu enggak masalah tidak tahu apa-apa, yang penting bisa apa-apa." (Maksudnya, janganlah terkonsentrasi dengan pengetahuan teori yang melangit tetapi tidak bisa melakukan apapun dalam hidup. Jadilah manusia yang terampil melakukan apa saja).
2) "Untuk mengubah keadaan, jangan berpikir mengada-ngada tetapi olah yang ada menjadi sesuatu yang ada". Artinya, jangan sering terjebak berkhayal mengawang-ngawa
3) Pengurus NU harus banyak silaturahim yang benar-benar silaturahim, bukan silaturahim saat kepentingan. Perilaku politisi yang hobi silaturahim tapi modus sebatas nyari suara atau pragmatis mencari kepentingan itu model yang salah. Banyak politisi NU yang makin tidak tahu arah, bahkan tega-teganya memanfaatkan umat untuk dirinya sendiri. "Saya terlalu cinta dengan NU, karena itulah saya harus ngomong yang sebenar-benarny
4) Jadilah NU yang memegang teguh ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Bergaul harus lintas mazhab, lintas agama, lintas golongan, lintas sektoral. Jauh sebelum Jokowi ngomong lintas sektoral, tahun 1970-an pesantren Al-Ittifaq sudah mulai menjalin hubungan kerjasama dengan kaum nasrani, dan golongan manapun. Toh tidak ada yang jadi kristen di sini. Jangan seperti kodok yang berpikir seluas batok kepalanya.Kita hidup tidak bisa sendiri, kita sukses harus melibatkan banyak orang.
***
Sumber: facebook.com/nahdlatul.jawabarat
(RM)
Komentar
Posting Komentar