Dakwah.web.id ~ Tulisan ini adalah tentang mencintai Nabi Muhammad SAW, Nabi Pilihan yang Allah utus untuk menyelamatkan umat manusia dari kelamnya kehidupan jahiliyah menuju terangnya cahaya islam.
Sahabat fillah, perlu kita ketahui bahwa mencintai Baginda Nabi SAW adalah sesuatu yang tidak bertolak belakang dengan syariat. Sebagaimana Allah SWT memerintahkan kita untuk mencintai-Nya dan mencintai Rasul-Nya. Dan sebagaimana dalam syariat dijelaskan bahwa mencintai Baginda Nabi Muhammad merupakan sebuah kewajiban bagi kita selaku umat manusia, khususnya bagi kita yang beriman. Allah SWT berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31)
Dan dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا . لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya:
"Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (QS. al-Fath: 8-9)Begitupun Rasulullah SAW bersabda:
لا يؤمن أحدكم – أي لا يكمل إيمانه – حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
“tidak (sempurna) iman seseorang sehingga aku lebih ia cintai dari pada anak, orang tua dan manusia seluruhnya” (HR. Bukhari)
ولما قال عمر للنبي صلى الله عليه وسلم : أنت أحب إلي من كل شىء إلا من نفسي قال النبيّ : ” لا يا عمر حتى أكون أحب إليك من نفسك ” فقال عمر : والله أنت الآن أحَبّ إليّ من نفسي ، قال النبيّ : ” الآن يا عمر ” (رواه البخاري)
"Ketika Sayyidina Umar berkata pada Baginda Nabi SAW: 'Engkau adalah yang paling kucinta dari sesuatu apapun kecuali diriku', Kemudian Nabi berkata: 'Tidak wahai Umar, sehingga aku menjadi yang paling kau cintai dibanding dirimu sendiri'. Maka Umar berkata: 'Demi Allah, sesungguhnya engkau yang paling kucintai saat ini dibanding diriku sendiri'. Nabi berkata: 'saat ini wahai Umar'". (HR. Bukhari)
Dalam hadits diatas, Sayyidina Umar ra. mulanya menjawab berdasarkan watak manusia yang pastinya mencintai diri sendiri. Namun kemudian beliau berpikir dengan menggunakan dalil dan hakikat, bahwa memang Rasulullah SAW adalah orang yang paling ia cintai dari segala makhluk apapun. Sebab Rasulullah SAW adalah sumber kebahagiaan dan keselamatan dari berbagai bahaya dunia maupun akhirat. Oleh sebab itu kemudian Nabi Muhammad SAW mengatakan "saat ini wahai Umar", yang maksudnya saat ini kau sudah mengetahui dan berkata sesuai apa yang menjadi kewajiban.
Mencintai Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu kemistian bagi kita. Sebab baginda Nabi merupakan habibullah (kekasih Allah). Selayaknya orang yang mencintai, maka kita harus menunjukan rasa cinta kepada Baginda Nabi. Mengungkapkannya secara romantis dengan penuh rasa sayang dan kasih. Dimaknai dengan hati yang ikhlas dan berbunga. Dibuktikan dengan perilaku yang selaras dengan sosok Nabi tercinta.
Ungkapan cinta kita kepada baginda Nabi bisa ditunjukan dengan berbagai cara. Hal yang paling sederhana adalah dengan cara menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah. Sebab sunnah merupakan sesuatu yang bermula dari ucapan, perbuatan, serta ketetapan Baginda Nabi. Dan ini menjadi jalan terbaik agar kita senantiasa bersama dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Selain itu, hati yang mantap dengan Rasulullah akan membuat kedaulatan cinta kita kepada beliau semakin kuat. Maka ini yang harus kita kuatkan dalam hati. Cara terbaik mencapai ini adalah melalui memperbanyak shalawat kepada Rasulullah. Hati bershalawat, jiwa bershalawat, dan pikiran pun bershalawat. Maka kenikmatan mencintai Rasulullah pun in syaaAllah akan kita dapatkan dan kita rasakan dalam keseharian kita.
***
(RM)
Komentar
Posting Komentar